MENUJU TEMARAM DIENG WONOSOBO
Wonosobo, kami datang...
Perjalanan menuju Dieng wonosobo dimulai dari penjemputan kawan kami dari Bandara Adisucipto Jogja. Kami sampai di bandara malam hari, sehingga kami memutuskan untuk bermalam di Jogja bertiga di sebuah Hotel Syariah di jalan Jogja-Semarang. paginya, kami memulai perjalanan meninggalkan Jogja. Dengan mengendarai sepeda motor, kami melaju menuju Wonosobo, dengan perkiraan kami sampai disana sekitar jam 12an siang.
Wonosobo dingin saudara-saudarah.. backpaker dengan motor jauh lebih menantang karena dinginnya area wonosobo merasuk sampai ke tulang.. tapi itu tidak menyurutkan langkah kami menuju atas, menuju kawasan dataraan tinggi yang terkenal.
and the story goes...tetiba di telaga, saatnya pengambilan foto di tempat paling legendaris telaga warna. cuaca agak mendung, sehingga pengambilan gambar berkualitas kurang baik. sinar yang terpantul dari telaga menjadikan obyek orang yang sedang berada di reranting pepohonan kurang jelas pada bagian wajah. but, it's oke, karena suasana disini benar-benar wow. walaupun dataran tinggi, ternyata kawasannya terasa hangat.
puas bermain kecipak kecipik di telaga, kami melanjutkan perjalanan menuju kawasan uap panas. hihihih, uap yang menar-benar panas dan berbau belerang alias berbau telur busuk. eits, di kawasan ini wajib pake masker loh, berbahaya kalau lalai menjaga saluran nafas. tanggung sendiri akibatnya.
kami, sang nekaters, hanya punya waktu sampai pukul 18.00 di kawasan belerang ini. dan yups, kami bertiga merupakan pengunjung terakhir. tanpa tiket masuk pula karena penjaga kawasan wisata sudah pulang ke rumah. hehehe, overtime yak! dengan memelas pada para petugas disana (bapa-bapak) yang baik hati, akhirnya kami diijinkan menuju kawah belerang. peraturan pertama, ikuti petunjuk jalan, yang sudah disediakan. jalan di kawasan tersebut di batasi oleh tali sehingga pengunjung dapat lebih berhati-hati. sedangkan kawasan yang tidak boleh dilalui, berupa uap panas yang mengandung belerang, kalau kita menghirupnya banyak bisa sesak nafas sampai kematian. kawasan ini bagus dilihat ketika siang hari. alhasil, gambar yang kami dapat juga buram karena memang cahaya matahari sudah pergi ke barat. hehehe. melihat angin yang berubah arah, kami memutuskan untuk segera keluar dari kawasan ini. sirine sudah berbunyi, tandanya kami tidak boleh berada disana lagi.
obyek selanjutnya adalah kawasan candi Arjuna.. kami sampai disana sekitar pukul 19.00. ya seperti jurit malam, karena perjalanan menuju candi adalah jalan setapak yang disamping kiri dan kanannya pohon tinggi. kami melihat orang yang berkemah di kawasan candi Arjuna tersebut. dan inilah hasinya... tara,, gak kelihatan candinya.
next, setelah membeli oleh-oleh berupa Carica, kami meneruskan wisata kuliner. laper dan kedinginan jadi satu, ditutup dengan mie ongkok khas wonosobo. laziiiis.
Perjalanan menuju Dieng wonosobo dimulai dari penjemputan kawan kami dari Bandara Adisucipto Jogja. Kami sampai di bandara malam hari, sehingga kami memutuskan untuk bermalam di Jogja bertiga di sebuah Hotel Syariah di jalan Jogja-Semarang. paginya, kami memulai perjalanan meninggalkan Jogja. Dengan mengendarai sepeda motor, kami melaju menuju Wonosobo, dengan perkiraan kami sampai disana sekitar jam 12an siang.
Wonosobo dingin saudara-saudarah.. backpaker dengan motor jauh lebih menantang karena dinginnya area wonosobo merasuk sampai ke tulang.. tapi itu tidak menyurutkan langkah kami menuju atas, menuju kawasan dataraan tinggi yang terkenal.
and the story goes...tetiba di telaga, saatnya pengambilan foto di tempat paling legendaris telaga warna. cuaca agak mendung, sehingga pengambilan gambar berkualitas kurang baik. sinar yang terpantul dari telaga menjadikan obyek orang yang sedang berada di reranting pepohonan kurang jelas pada bagian wajah. but, it's oke, karena suasana disini benar-benar wow. walaupun dataran tinggi, ternyata kawasannya terasa hangat.
puas bermain kecipak kecipik di telaga, kami melanjutkan perjalanan menuju kawasan uap panas. hihihih, uap yang menar-benar panas dan berbau belerang alias berbau telur busuk. eits, di kawasan ini wajib pake masker loh, berbahaya kalau lalai menjaga saluran nafas. tanggung sendiri akibatnya.
kami, sang nekaters, hanya punya waktu sampai pukul 18.00 di kawasan belerang ini. dan yups, kami bertiga merupakan pengunjung terakhir. tanpa tiket masuk pula karena penjaga kawasan wisata sudah pulang ke rumah. hehehe, overtime yak! dengan memelas pada para petugas disana (bapa-bapak) yang baik hati, akhirnya kami diijinkan menuju kawah belerang. peraturan pertama, ikuti petunjuk jalan, yang sudah disediakan. jalan di kawasan tersebut di batasi oleh tali sehingga pengunjung dapat lebih berhati-hati. sedangkan kawasan yang tidak boleh dilalui, berupa uap panas yang mengandung belerang, kalau kita menghirupnya banyak bisa sesak nafas sampai kematian. kawasan ini bagus dilihat ketika siang hari. alhasil, gambar yang kami dapat juga buram karena memang cahaya matahari sudah pergi ke barat. hehehe. melihat angin yang berubah arah, kami memutuskan untuk segera keluar dari kawasan ini. sirine sudah berbunyi, tandanya kami tidak boleh berada disana lagi.
obyek selanjutnya adalah kawasan candi Arjuna.. kami sampai disana sekitar pukul 19.00. ya seperti jurit malam, karena perjalanan menuju candi adalah jalan setapak yang disamping kiri dan kanannya pohon tinggi. kami melihat orang yang berkemah di kawasan candi Arjuna tersebut. dan inilah hasinya... tara,, gak kelihatan candinya.
next, setelah membeli oleh-oleh berupa Carica, kami meneruskan wisata kuliner. laper dan kedinginan jadi satu, ditutup dengan mie ongkok khas wonosobo. laziiiis.






salam blogger pati, jangan Lupa mampir www.fokusmuria.id
ReplyDelete