Yang Menarik Dari Mahasiswa
Apa yang menarik dari mahasiswa, pagi ini saya dapatkan dari dosen Psikologi Pendidikan, Ibu Witriani. Dalam pengantar pelajarannya, ia mengungkapkan bahwa paling menyenangkan menjadi mahasiswa, karena mahasiswa berhak salah.
Mengutip pernyataan Surtikanti (2005) bahwa proses pembelajaran di perguruan tinggi yang berlangsung di Indonesia sampai saat ini sebagian besar masih berpusat pada dosen, meskipun sebagian kecil dosen sudah mampu memanfaatkan, mengembangkan, memvariasikan, mengkombinasikan metode ceramah dengan metode yang lain.
Sudah sebelas tahun sejak pernyataan itu terlontarkan. Dan saya, saya, yang sebagai mahasiswa dan juga dosen dalam artian dosen yang sedang ijin belajar, masih merasakan atmosfer itu. Bu Witriani mengajukan pertanyaan simpel kepada kami, "Apa tantangan terbesar dalam mengajar?" Beberapa teman sekelas saya mengacungkan tangan lalu menceritakan tantangan terbesarnya. Tapi, pertanyaan dari teman sekelas saya, dibahas nanti yah gaes, di forum yang berbeda. Hahaha
Saya pun mengacungkan tangan, "saya tertantang untuk membuat mahasiswa bisa berpikir kritis. Saya sering membuat pertanyaan terbuka, agar mahasiswa saya bisa punya banyak alternatif jawaban. Akan tetapi kenyataannya, di akhir perkuliahan, mereka selalu menanyakan jawaban kepada saya.
Ibu Witri tersenyum dengan pernyataan saya. Mari kita flesbek lagi. Masihbingat kan, pembelajaran selama ini yang diunggulkan adalah sistem evaluasi mencontreng, pilih a,b,c, e. Pilih aku atau dia. Ups. Ingat kan, dengan ujian nasional. Imajinasikan kalau ujian nasional adalah soal esai kritis berbasis opini siswa. Apa kata dunia? Korektornya pastilah mengangkat tangan tanda kelelahan. Nah, itu pula yang terjadi dalam sistem pendidikan yang masih post imperialisme. Pikiran dipaksa mencari kebenaran dengan satu alternatif jalan, mislanya jalan Braga. Tidak pernah diajak untuk menelusur jalan kecil semacam inhoftank atau jalan Pamoyanan. Ah, itu mah beda konteks. Nah lo, gak bisa out of the box kan? Karena tak terbiasa berfikir diluar kotak, itu itu aja yang digunakan. Metode lama. Parah parahnya gak bisa njawab, bisa menggunakan kancing sebagai acuan kalibrasi yang tepat untuk menentukan jawaban.
Kembali pada satu kata, pembelajaran. Pembelajaran yang baik adalah proses pembelajaran yang mampu membantu mahasiswa mengembangkan diri secara optimal, mampu memotivasi mahasiswa, mampu mencapai tujuan yang diharapkan, dan berorientasi pada kebutuhan serta kemampuan mahasiswa. Dan interaksi merupakan faktor penting sebagai sarana penunjang aktivitas pembelajaran. Catat kata kuncinya gaes, i.n.t.e.r.a.k.s.i. Itulah yang memungkinkan mahasissa membuka jalan pikirannya seluas luasnya, sehingga terjadi penguatan atawa disebut juga reinforcement, kata orang sono. Begitulah, senin pagi yang mencerahkan. Salam pembelajar!
Nice sist..
ReplyDeleteSalam mahasiswa boleh ken? Hihiii